Minggu, 16 Januari 2011

KEYAKINAN, KETEGUHAN DAN BUDAYA ORGANISASI

Menjadi pemimpin adalah berbicara tentang keyakinan dan keteguhan hati. Kita memiliki suatu keyakinan akan hal – hal tertentu dan dorongan kemauan untuk bertahan, sekalipun tidak ada yang mendukung kita. Apa yang kita yakini berbicara tentang suatu prinsip yang kita setujui kebenarannya dan bahwa itu yang akan terjadi dalam segala keadaan dan waktu. Keteguhan hati adalah kemampuan untuk bertahan dan tidak goyang sedikit pun ketika semua orang bahkan tidak mendukung kita.

Pertanyaannya: apakah yang kita yakini? Kalau kita tidak memasukkan prinsip apa pun dalam kehidupan kita, lalu apa yang kita yakini? Kalau tidak ada keyakinan, apa yang menjadi keteguhan hati? Kalau tidak ada keyakinan dan keteguhan hati, lalu apa yang membuat orang mau mengikuti kita? Kita tidak berbicara tentang kepemimpinan di sektor non bisnis saja, bahkan dunia bisnis memerlukan pemimpin yang yakin dan teguh hati.

Adi W. Gunawan menyatakan bahwa keyakinan = ide + persetujuan. Bagi seorang pemimpin, menyetujui ide yang baik dan benar adalah hal yang penting. Tapi bagaimana kita memiliki ide kalau kita tidak pernah membaca, mendengarkan dan memaknai apa pun yang terserap oleh panca indera kita? Seorang yang malas tidak akan menjadi pemimpin yang baik.

Banyak orang menjadi pemimpin karena mereka memiliki keberuntungan dengan garis keturunan, kekerabatan atau beruntung saja. Semuanya itu tidak akan langgeng dan pada akhirnya terkuak ketika kita tidak mau mengembangkan diri kita dan terbuka dengan segala macam ide yang bisa saja membawa kita kepada keberuntungan yang sesungguhnya.

Ketika kita memiliki keyakinan, langkah selanjutnya adalah memegang teguh keyakinan itu. Tidak semua orang meyakini ‘kebenaran’ kita dan tugas kita adalah menyebarkannya untuk semua orang di sekeliling kita memiliki pemahaman yang sama. Para organisatoris menyebutnya dengan budaya organisasi. Ketika nilai pribadi menjadi suatu norma (harus dilakukan dan ada sanksi apabila melanggar atau tidak melakukannya), maka itulah yang menjadi budaya organisasi tersebut. Semuanya bermula dari keyakinan dan keteguhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar